Annyeonghaseo chingu ...
ni cerita buatan aku nyadur dari novel tapinya hehe, tadinya sih buat tugas B. Indonesia tapi gajadi nih . yaudah deh simak yaa :)
Badminton freaks
Karena histeria kedua tantenya saat menonton Ricky Subagja dan Rexi Maniaky di Olimpiade Atlanta 1996,Fraya Alosya Iskandar jatuh cinta pada bulu tangkis. Moment saat Ricky dan Rexy merebut mendali emas untuk Indonesia begitu memukau Fraya kecil,hingga ia memutuskan harus jadi atlet bulutangkis.
(Pada Tahun 1996)
Tante sisi : “Iya-iyaa terus Ricky! Smash Ricky!”
Tante wini : “Go Rexy ! smash ayoo! Kalahin mereka !”
Tante sisi : “ aarrrghh… dia netting! Balas,balas! Halus aja pelan-pelan!”
Fraya : “ada apa sih tante?”(dating tiba-tiba karena mendengar kegaduhan di ruang tv)
Tante sisi : “eh aya, sini,sini… ikutan nonton yuk sama tante?”
Fraya : “ini acara apa ?”
Tante wini : “ini namanya olimpiade”
Fraya : “olimpiade itu apa?”
Tante wini : “olimpiade itu pesta olahraga dunia, diadakanya 4 tahun sekal. Semua cabang
Olahraga dilombakan disini, dan atlet-atlet dari seluruh penjuru berlomba
Untuk jadi yang terbaik di ajang ini”
Fraya : “berarti Indonesia juga ikut dong ?”
Tante wini : “Iya ayaa, tuh Indonesia lagi main. Ini sudah babak final nih. Dan olahraga ini
Namanya bulutangkis…”
Fraya : “Bulutangkis?”
Tante sisi : “ Iyaa ayaa liat engga tuh pemain Indonesia yg itu? Itu tuh mantan pacar tante tuh”
Tante wini : “Eh… aya jangan percaya tante sisi, itu tuh mantan pacar tante wini tau”
Mulai dari saat itu Fraya jatuh cinta pada bulu tangkis dan ia bertekad ingin menjadi seorang pebulutangkis yg hebat yg di idolakan tante-tantenya itu.
Kini usianya yg kedelapan, Fraya terpaksa menerima kenyataan bahwa cita-citanya tak terwujud. Semuanya karena mama melarangnya masuk klub bulutangkis sedari fraya kecil. Fraya hanya bisa menyalurkan cintanya pada bulutangkis melalui ekskul disekolah, yang tentu saja tidak cukup untuk menampung bakat an ambisinya yg besar.
(Pada tahun 2008)
Ghozi : “ fraaaay….”
Fraya : “sabar bu …. Ada apa lu sampe kaya orang kesetanan gitu?”
Ghozi : “Lo sih jalannya cepet banget”
Fraya : “hehe:D maaf yaudah ada apa ?”
Ghozi : “nih lembar pilihan ekskul buat tahun ajaran ini. Lo mau ikut apa?”
(Fraya menatap Ghozi seolah memberikan kode dan sepertinya Ghozi sudah tau jawaban dari pertanyaannya)
Ghozi : “ oke,oke, gue salah… harusnya gue gak nanya. Bulutangkis kan?”
Fraya : “He-eh”(sambil mengeluarkan bolpoint dan langsung mengisi selebaran tersebut)
Ghozi : “Lo cinta banget ya sama yg satu ini? Cinta mana sama ke Albert?
Fraya : “ Dua-duanya lah”
Seakan semuanya itu belum cukup, Fraya juga harus menerina kenyataan bahwa pacarnya Albert lebih suka dia jadi anggota cheerleaders daripada berjibaku mengejar suttle cock di lapangan.
(sepulang sekolah)
Albert : “ Fray, kamu suka banget ya sama bulutangkis?”
Fraya : “ iya, emang kenapa sih?”
Albert : “gak apa-apa sih. Tapi aku lebih suka kamu ikut cheer deh?”
Fraya : “ hah? Cheer? Gak salah tuh ?”
Albert : “engga ko”
Fraya : “ yaudah kalo jadi kamu gasuka kalo aku ikut ekskul bulutangkis? Kalo gitu
yaudah pacaran sama anak cheer aja sana”
Albert : “engga juga sih, aku suka kamu apa adanya ko. Itu kan cuma saran”
Fraya : “oh. Lagian apa asyiknya sih pakai rok mini lalu loncat-loncat sambil pegang
Pom-pom?”
Albert : “yaudahlah gak usah dibahas lagi”
Ketidaksukaan Albert pada bulutangkis memuncak ketika Fraya membohonginya demi bisa menonton kejuaraan Thomas-Uber cup di istora Senayan. Albert marah besar, dan menghukum Fraya dengan cara melarangnya menonton Thomas-Uber cup live selama sisa tim Uber Indonesia behasil masuk final.
Albert : “ay, nanti sore kamu nonton aku kan?”
Fraya : “ hah?” (aya kebingungan)
Albert : “ iya nanti sore aku kan final lawan SMA Angelos”
Fraya : “jam berapa emang tandingnya?”
Albert : “sektar jam lima sore, komu nonton kan?”
Fraya : “hmmm…”
Albert : “kenapa ay?”
Fraya : “hmm… gapapa kok yaudah masuk kelas yuk, udah bel tuh”
Ditengah-tengah jam pelajaran…
Fraya : “aduuuh….”
Bu Guru : “ kenapa Fray? Kamu sakit?”
Fraya : “ iya nih bu, gatau kenapa kepala saya jadi pusing banget”
Bu Guru : “Yaudah sebaiknya kamu pulang aja, istirahat dirumah.”
Fraya : “Baik bu.”
Albert : “ ay aku anterin ya ?”
Fraya : “ gausah Al tadi aku udah telfon mama buat jemput, aku pulang
ya Al“
Albert : “ yaudah hati-hati ya”
Bukanya pulang dia malah nonton pertandingan Uber cup di Istora Senayan. Dia merasa bersalah kepada Albert namun apaboleh buat, demi kecintaanya terhadap bulutangkis ia rela melakukan apa saja.
Keesokan harinya…
Albert : “ Aya , ikut aku !”
Fraya : “Ada apa sih?”(lalu Fraya pun menuruti Albert dengan prasaan takut)
Albert : “ kemarin kamu kemana? Jujur aja sama aku!”
Fraya : “ Iya udah deh aku ngaku. Kemarin aku ke istora senayan”
Albert : “ Tega ya kamu . Udah ngebohongin aku?
Fraya : “ Ya kamu tau kan aku tuh suka banget ama bulutangkis, sorry”
Albert : “yaudah pokoknya nanti malem kamu gaboleh nonton finalnya!”
Fraya : “ gabisa gitu dong? Kamu tega banget ya, ngalarang-ngalarang”
Karena dilarang-larang terus Fraya akhirnya memutuskan untuk mengakhiri hubungnya bersama Albert. Dan sekarang dia bebas menonton pertandingan bulutangkis kapanpun tanpa ada yang melarang. Sampai-sampai ia suka menonton para altlet bulutangkis yg sedang berlatih. Tanpa ia sadari ada satu atlet yang memerhatikannya setiap hari menonton bulutangkis di klub tersebut.
Edgar : “hai…”
Fraya : “ ehh..”
Edgar : “ kenapa?”
Fraya : “ ohh, gak papa kok.”
Edgar : “ oh ya kamu ngapain disini? Kok gue perhatiin lo sering banget kesini?”
Fraya : “ ya gapapa, emang ada yang ngelarang ya ?”
Edgar : “ gak ada sih, tapi aneh aja ada orang yang bukan anak klub hampir setiap hari
dateng kesini”
Fraya : “ gapapa, gue suka aja ama bulutangkis.”
Edgar : “Loh? Kenapa gak masuk klub aja?”
Fraya : “ mama gak ngebolehin gue masuk klub.”
Edgar : “ohh, gitu . Oh ya salam kenal ya?”
Fraya : “ iyaa. Hehe”
Semakin hari Edgar dan Fraya pun semakin dekat. Sampai akhirnya merkepun bertukar nomor handphone. Jalan bersama, makan bersama, dan setiap Edgar Latihan Fraya selalu ada.
Pada suatu hari…
Edgar : “ Ay…”
Fraya : “ iyaa”
Edgar : “ gue mau jujur ama lo? Boleh ?”
Fraya : “ Boleh emang mau jujur apa?”
Edgar : “ Ya, sebenernya gue suka ama lo?”
Fraya : “ hah?”
Edgar : “ iya lo mau ga jadi cewe gue?”
Fraya : “ hmm, gimana ya?”
Edgar : “ ya udah kalo lo belum mau jawab sekarang gapapa ko, gue tunggu
Jawaban nya besok.”
Fraya : (diam membisu)
Edgar : “ yaudah lo pulang gih udah sore nih, ntar dicariin loh?”
Fraya : “ iyaa…”
Sesampainya dirumah….
Fraya : “Assalamulaikum….”
Mama Fraya : “ Walaikumsalam, darimana ay ko jam segini baru pulang?”
Fraya : “ eh, ini mah abis main .”
Mama Fraya : “Main ke klub bulutangkis ya? Ngeliatin Edgar?”
Fraya : “ ihh, mamaa…”
Mama Fraya : “ Jadi Fraya Aloysa Iskandar, mungkin kamu sudah tidak bisa lagi mewujudkan
Cita-citamu jadi atlet bulutangkis tapi punya pacar atlet bulutangkis, bukan ide
Yang buruk kan?”
Fraya : “Mama gak marah Fraya punya pacar atlet bulutangkis?”
Mama Fraya : “ hmm…” (tersenyum sambil mengangguk)
Fraya : “ Makasih ya ma”
Mama Fraya : “ iya sayang…”
Lalu Fraya berrgegas ke kamarnya lalu menelpon Edgar untuk menjawab pertanyaan Edgar tadi. Fraya menerima Edgar untuk menjadi pacarnya.Akhirnya mereka pun pacaran, dan tidak ada lagi yg melarang fraya untuk mencintai bulutangkis meskipun dia tidak dapat mewujudkan cita-citanya.